Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Tuntutan 2800 antara harapan dan kenyataan.

Assalamualaikum wr wb Suatu hari saya di Tanya oleh seseorang yang juga punya andil dalam perjuangan masyarakat terhadap tuntutan masyarakat terhadap kelebihan HGU PTPN V Sei Kencana, bagaimana prospek ke depan tentang tuntutan masyarakat, pertanyaan itu bukan timbul tanpa ada sebab, karena mereka menanyakan karena mereka juga telah mengeluarkan dana banyak pinjaman dari oknum pengurus dengan dalih untuk perjuangan. Dengan cepat saya berujar bahwa tuntutan itu takkan dapat, dengan alasan : pertama yang di hadapi adalah Pemerintah, yang kedua, jika pun lahan itu dapat di bagikan resiko yang akan di terima jauh lebih besar, dari desas desus sumber yang layak saya percayai, hutang pengurus dan oknum pengurus, serta masyarakat yang tak ada kaitannya dengan pengurus, sudah ada yang melakukan deal dengan pihak lain untuk meminjam dana dengan alasan dana untuk perjuangan. Aneh memang, sulit akal sehat kita menerima, karena milyaran dana yang di gunakan untuk perjuangan ini. Lambat laun b

HUMAS PTPN V TERLALU BANYAK BUAL,,

PT Perkebunan Nusantara (PTPN)-5 menyatakan sekitar 2.800 hektare lahan perkebunan sawit yang diributkan di lokasi bentrok berdarah tepatnya di Desa Sinama Nenek, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar, belum dilengkapi izin hak guna usaha.       "Lahan 2.800 itu belum terbit HGU-nya. Namun pada hakikatnya lahan  tersebut merupakan bagian kecil dari sekitar 32.000 hektare yang dikuasai PTPN-5 berdasarkan beberapa izin prinsip," ujar Kepala Urusan Humas PTPN-5, Friando Panjaitan di Pekanbaru, Selasa.         Beberapa izin prinsip tersebut antara lain, menurut dia, SK Menteri Pertanian Nomor 178/KPTS/UM/III/1979 tahun 1979 tentang Daerah Pengembangan PN/PT Perkebunan.         Kemudian SK Gubernur Riau Nomor Kpts.131/V/1083 tahun 1983 tentang Pencadangan Tanah untuk Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet sekitar 30.000 hektare di Kecamatan Tandun dan Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar yang dikelola PT Perkebunan Nusantara 2 di Tanjung Morawa, Sumatera Utara.         Terakhir SK Menteri

AKANKAH KASUS MESUJI TERJADI SENAMA NENEK TAPUNG HULU KAMPAR?

Assalamualaikum wr wb Suasana Desa Senama nenekkecamatan Tapung Hulu   mencekam pasca bentrokan dengan pihak PTPN V Sei Kecana senin   21 Oktober 2013, Puluhan warga mengalami luka luka bahkan ada warga yang bernama Jon Kenedy   kena tembakan aparat di kakinya. Bentrokan warga dengan PTPN V Sei Kencana ini bukanlah ujuk ujuk terjadi begitu saja, karena masyarakat sudah lelah untuk memperjuangkan hak tanah ulayatnya yang di caplok oleh PTPN V, lahan tersebut seluas 2800 Ha. Semenjak tuntutan masyarakat ini di sampaikan baik ke PTPN, Pihak Pemerintah dan Parlemen, sepertinya masyarakat menghadapi tembok baja yag kuat. Tak terhitung lagi masyarakat yang cedera dalam memperjuangkan tanah ulayat mereka yang di rampas PTPN V. kejadian hari ini ibarat gunung es yang meleleh dengan hebat, sehingga bentrokan masyarakat dengan pihak PTPN dan aparat tak bisa di hindari. Sampai malam ini kondisi di desa Senama nenek sangat mencekam, puluhan warga yang ikut demo di tangkapi ole

PERCAKAPAN KAMBING DAN DOMBA MALAM TERAKHIR QURBAN

Kambing: (Bernyanyi) "Malam ini   malam...terakhir bagi kita...."   Domba: "Berisik lu!"   Kambing: "Biarin. Daripada situ,   mau disembelih malah stres."   Domba: "Ya wajar dong! Besok   tuh kita bakal dipenggal, kita   bakal mati! Wajar dong kalau   stres!"   Kambing: "Astagfirullah, Domba...."   Domba: "Kenapa?"   Kambing: "Harusnya kamu tuh   bersyukur. Betapa mulianya para   hewan yang disembelih di hari   raya kurban. Insyaf lah,   Domba." (sambil mengelus-elus   jenggotnya yang lebat)   Domba: "Ah! Pikiran lu udah   terdoktrin oleh manusia!"   Kambing: "Terdoktrin gimana,   wahai saudaraku?" (masih   mengelus jenggot)   Domba: "Lha iya! Manusia sih   enak, kita yang disembelih,   mereka yang dapet pahala!"   Kambing: "Lho... kita kan bakal   masuk surga. Iya kan?"   Domba: "Iya, semua binatang   juga bakal masuk surga, trus   kenapa cuma kita yang mesti   disembelih

TANGISAN HARU SEORANG PEDAGANG HEWAN QURBAN,,

Gambar
Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya: Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,”kalau yang itu berapa Pak?”. “Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibu. “600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah…… . “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya. Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut. Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu. Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah ters