Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Kemana Perginya Profesor yang membuat RPP dan UN ???

Gambar
Dengan di terapkan nya Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makariem bahwa RPP di sederhanakan dan UN di Hapus mulai tahun 2020, tentu bagi kita praktisi pendidikan yang setiap hari bersama guru untuk menyusun   RPP berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Guru kita tuntut untuk membuat silabus, dan mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya pencapaian Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun juga berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih. Selain silabus, penyusunan RPP juga wajib memperhatikan Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem/Promes) dengan tujuan RPP akan lebih terukur terutama pada pemetaan KD dalam satu semester. Tidak sedikit dana yang di habiskan untuk penelitian, mensosialisasikan, dan mungkin tak terhitung lagi berapa berapa kali rapat dan konsolidasi yang di laksanakan oleh pejabat dan Ahli ahli untuk menetapkan kerja se abrek yang wajib di laksanakan oleh guru. Sehingga apabila hal

KURIKULUM SEDERHANA JANGAN MENGABAIKAN ATURAN

Gambar
Menyimak dan menyikapi apa yang telah di sampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makariem Rapat Koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota se- Indonesia di di Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019) Menteri menyampaikan tiga komponen inti. 1.    Tujuan pembelajaran 2.    Kegiatan pembelajaran, dan  3.    Assessment  atau penilaian pembelajaran. Nadim menjelaskan seharusnya RPP bukan hanya sekadar administrasi yang perlu dilakukan guru dengan mengisi puluhan halaman. Menurut dia, bagian terpenting RPP justru bukan soal penulisan atau pelaporannya. Tapi proses refleksi dari pada guru itu. Pada saat dia (guru) menulis satu RPP, dia laksanakan di kelas, besoknya dia kembali ke RPP untuk melakukan refleksi. Refleks yang dimaksud Nadiem adalah evaluasi dari guru sendiri, apakah hal yang ingin disampaikan sudah dengan baik tersampaikan kepada peserta didik atau belum. Kita sebagai pendidik jangan berbesar hati dulu, sebagai beban untuk