Analisa Politik jelang Pilgubri,,,



ANALISA POLITIK PEMILUKADA
Fluktuatif dan sebaran kekuatan jelang pemilihan gubernur tak berbeda dengan awal munculnya calon kandidat gubernur, karena setiap kandidat punya kantong suara yang di harapkan bisa meraup suara dengan sebanyak banyaknya, dan semua akan punya peluang. Lain halnya dengan massa yang mengambang, setiap calon bekerja ektra ketat untu mengelandang pemilu pemula sebagai pendukungnya, popularitas, dan semua ini juga tak terlepas dari truss dan capital sang calon.
Kandidat yang hanya mengandalkan pemilih dari partai pengusung bersiap siaplah untuk gigit jari melihat hasil pilihan masyarakat, sebab sebaran suara partai akan sulit di kandangkan pada calon yg di usung partainya, dan juga truss masyarakat terhadap partai sangat lemah.
1. Herman-Agus Masih leading
Pasangan ini di unggulkan oleh sosok Herman Abdullah yang cukup di kenal dan punya ikatan emosional dengan beberapa daerah seperti pekanbaru, Kampar sebagai kampong asalnya, Sebagian Rohul, Kuansing dan Pelalawan sangat signifikan, sebab Herman Abdullah punya ikatan emosional dari daerah di atas baik secara social ataupun kedekatan personal dengan tokoh tokoh dari dari daerah tsb. Jabatan Walikota Pekanbaru 2 periode yang di embannya tanpa cacat hokum dan meraih berbagai penghargaan Nasional juga cukup mendongkrak popularitasnya, dan dia sangat tahu dari A –Z permasalahan ibukota, sebab masa dinas pegawainya hamper di laluinya di Kota Pekanbaru dengan jabatan stategis. Manajerial, Administratur dan leadership, Herman Abdullah lebih dikenal masyarakat luas ketimbang calon lain.
Keuntungan lain, lanjutnya, walikota Firdaus MT adalah putra mahkota Herman Abdullah. Semua orang tahu kalau dibelakang Firdaus saat suksesi walikota Pekanbaru beberapa tahun lalu ada sosok Herman Abdullah. Dan, karena Herman lah Firdaus bisa duduk di kursi walikota seperti sekarang ini.
Pertikaian antara Mambang dan Ahmad pada perebutan perahu Demokrat juga menguntungkan Herman Abdullah, dan dari informasi yang beredar bahwa apabila Herman duduk sebagai Gubernur maka Firdaus MT lah yang akan pimpin Demokrat Riau.
Peran Wakilnya dr. Agus Widayat juga tak bisa di pandang sebelah mata, sebab sebagai wakil Walikota Dumai, Ketua Partai Nasdem Dumai dan Tokoh Masyarakat Jawa juga akan signifikan dalam meraup suara.
2. Annas Maamun usia jadi kendala
Sosok Anas dengan Herman Abdullah secara kepemimpian tak beda jauh, mereka mantan birokrat dan politikus ulung, akan tetapi masalah yang mengiring Anas adalah factor umur, dan juga di dalam Partai Golkar ada yg pro Anas dan banyak yang anti Anas yakni massa pro pengurus yang lama, Anas juga di kenal masyarakat sedikit otoriter. Saya sangat suka gaya Anas yangkocak apa adanya dan dia juga berprestasi sebagai Bupati yang terpilih oleh masyarakat untukjabatan kedua kalinya bersama wakil yang sama, jarang bupati atau Gubernur yang terpilih untuk kedua kalinya dengan wakil yang sama, ada yang terpilih untuk kedua kalinya tapi dengan wakil yang berbeda,  dalam hal ini tentu Anas punya kelebihan dalam timwork dengan wakilnya.
3. Lukman Edy-Suryadi Khusaini
Sebaran pecahan Suara Golkar juga bisa lari ke Lukman Edy dan ke Herman Abdullah. Walaupun secara kepartaian tak akan signifikan. Untuk pecahan suara Golkar, tak bisa dinafikan keberadaan Indra Mukhlis Adnan, mantan ketua Golkar Riau, yang juga abang kandung Lukman Edy. Modal sebagai mantan Menteri walau hanya sekijab juga telah membentuk karakter berfikir secara  nasional, juga keterwakilan Riau pesisir lebih menguntungkan LURUS, walau ada  Masrul Kasmy yang mewakili pesisir tapi keberadaannya  ada pada wakil.  Suara Nasionalis yang di wakili PDIP dan masyarakat Jawa juga signifikan mengangkat  lumbung suara yang di harapkan.
Program LURUS yang memberikan Gratis pendidikan sampai perguruan tinggi juga jadi pijakan masyarakat, untuk menentukan pilihan, di tambah lagi program 2 milyar untuk percepatan pembangunan desa juga sedikit nyentrik, walau hal ini sangat luar biasa, entah bisa atau tidak di aflikasikan, tetapi masyarakat tentu akan terbuai dengan janji itu, semoga janji janji ini tidak menjadi JAMBU,,
4. Achmad Makin semakin melemah
Ambisi yang luar biasa dari  Achmad untuk menjadi Gubernur sehingga menyalib ataannya sendiri baik di pemerintahan dan di partai Demokrat sudah jadi pijakan bagi masyarakat, bahwa ambisi yang bisa melabrak siapa saja, demikian juga sosialisasi Ahmad yang jor joran danterkesan royal menghambur hamburkan uang, tentu masyarakat bertanya semua itu dari mana.
Secara kepartaian institusi demokrat sendiri di yakini takkan solid, sebab ada gerbong barisan sakit hati pro Mambang yang ada di dalamnya, walau tidak memperlihatkan secara institusi, tapi bukan rahasia lagi, Demokrat Pekanbaru di bawah komando Firdaus tentu menjadi tanda tanya besar, sebab masyarakat tahu, bahwa Firdaus dapat kursi walikota Pekanbaru adalah karena adanya Herman Abdullah dan Mambang di belakangnya, politik balas budi sulit di hindari.
Di Rohul sendiri juga demikian, bukanlah semua masyarakat Rohul menyukai Ahmad, demikian juga dari aspek hukum, adanya informasi penyalah gunaan anggaran cukup jelas sampai ketelinga masyarakat, tentu ini mempengaruhi pilihan masyarakat.
Tak bergemingnya Ahmad dari cercaan media cetak dan online bahwa dia berprilaku menyimpang juga jadi pertimbangan, kenapa dia tak menuntut media secara hukum sekiranya Ahmad tak berprilaku menyimpang, sebab jika ini di diamkan bukan hanya bertambah baik, tetapi keyakinan masyarakat akan bertambah dengan adanya pemberitaan tersebut.
5. JE – Mambang
Tampilnya Jon Erizal sebagai kandidat yang di usung PAN dan PKS bersama Mambang cukup menarik perhatian,  sebab masyarakat Riau tak begitu kenal dengan uda Jon ini,  di DPP PAN Jon Erizal adalah Bendahara Umum, dan pengurus PAN yang belum punya jabatan di Pemerintahan, dia hanya bisnisman tulen,  walaupun dia mewakili pesisir Bengkalis, dan di dukung oleh masyarakat Minang di Riau lewat IKMR di komandoi  Basrizal koto, akan tetapi Mukhniarti Koto sang istri Basrizal juga ketua Wanita Minang Riau tentu mengarahkan suara ke Ahmad yang garis komando partainya kesana, dan tak bisa di nafikan bahwa tokoh minang menyebar di berbagai partai, jadi untuk mengklaim warga minang hanya sebatas tokoh tokokh organisasi saja,  Adanya Mambang yang jadi tendem JE juga di perkirakan punya suara signifikan, sebab Mambang sebagai wakil Gubernur aktif dan juga mewakili daerah Indragiri hulu, tentu punya lumbung suara yang signifikan.
Tanggal 4 September yang hanya beberapa jam lagi kita akan sama sama punya Gubernur baru, semoga lancar tanpa ada keributan….
Tentukan pilihan anda…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tujuan, Manfaat, dan Sasaran Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Profil Syekh Haji Abdul Ghani el Kholidi

Fakhrul Kamal, Prakarsai Musyawarah Pengurus MK2DT Wilayah I & II Kecamatan Tapung