POLITIK PASCA BAYAR & WANI PIRO

Fenomena Politik WANI PIRO sepertinya belum lepas dari mindset pmilih, karena bag mereka siapapun yang terpilih, toh kehidupan kita begini aja,  Sebanyak apapun seruan dari berbagai elemen untuk menghadang praktek POLITIK PASCA BAYAR ini sedemikian banyak pula pasar yang garap oleh penikmat wani piro ini.

Dalam suatu kesempatan saya berkesempatan untuk berbincang bincang dengan Timses Calon mereka tetap berkesimpulan bahwa  “ INTINYA UANG “ jika ada uang pemilih pasti ada. Dalam hati saya sedemikian burukkah tabiat kita, masyarakat kita. Pertanyaannya sekira pemilik uang yang menang kepada siapa kita harus mengadu,,?,,Toh suara kita dulu sudah di beli.

Kita memang harus  berhati-hati terhadap permainan politik uang (money politic) yang dilakukan Calon Kepala Daerah yang akan kita pilih dalam Pilkada 15 Februari 2017 nanti.
Sebab kita melihat di lapangan  praktek ini semakin gencar dan cenderung mengarah kepada cara 'buka-bukaan' ditawarkan peserta pemilih,  Melihat  kondisi masyarakat dan berkeliarannya timses di lapangan praktek "(Wani piro) Indikasinya tidak lagi dengan serangan fajar, akan tetapi serangan di pagi hari dan serangan di siang hari.
Bahkan nego harga, nego berapa orang, Praktek ini sangat mudah di deteksi oleh masyarakat ataupun Pengawas Pilkada, antisipasi terhadap pergerakan Timses yang mendekati pemilih dengan politik uang terhadap masyarakat.

Antisipasi Penggunaan Camera di TPS.

Penggunaan Camera di TPS adalah suatu model jual beli suara di saat pencoblosan, karena ada bukti jelas yang bisa di Jual, Modali Timses dengan ilmu pengetahuan agar mereka bisa berargumentasi di lapangan jika terjadi pelanggaran yang mengarah kepada praktek Jual beli suara. model politik 'wani piro' paling mudah diidentifikasi menjelang pemungutan suara. "Karena fungsi saksi atau petugas pengawas pemilu hanya konsentrasi saat pencoblosan. Makanya ini butuh peran masyarakat luas saling melaporkan gejala itu